Pendidikan telah lama diakui sebagai fondasi utama dalam memajukan kualitas hidup dan perkembangan individu serta masyarakat secara keseluruhan.
Fenomena ini menjadi masalah serius yang tidak hanya mempengaruhi perkembangan individu perempuan, tetapi juga menghambat kemajuan bangsa secara keseluruhan. Budaya patriarki yang melekat dalam masyarakat menghasilkan keyakinan bahwa perempuan lebih baik berada di rumah, mengurus anak dan rumah tangga, daripada mengejar karir atau pendidikan yang tinggi.
Salah satu teori yang mungkin menjelaskan fenomena ini adalah teori labelling. Teori ini menyoroti bagaimana masyarakat memberikan label atau stigma negatif terhadap individu yang dianggap menyimpang dari norma sosial yang berlaku. Mereka akan lebih mandiri, memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki di ruang publik, dan dapat menjadi agen perubahan yang kuat dalam masyarakat. Pemberdayaan perempuan melalui pendidikan menjadi sangat penting dalam mengatasi stigma masyarakat.
Kampanye penyuluhan tentang hak-hak perempuan dan manfaat pendidikan tinggi bagi perempuan harus diperkuat. Pemberdayaan perempuan juga membutuhkan dukungan dalam hal pembangunan ketrampilan dan kompetensi. Program-program pelatihan dan pengembangan ketrampilan perlu didesain khusus untuk perempuan, sehingga mereka dapat bersaing secara setara di pasar kerja yang semakin kompetitif.
BACA JUGA :
Tidak hanya itu, perubahan paradigma masyarakat tentang peran perempuan dalam masyarakat juga sangat penting. Masyarakat perlu menyadari bahwa perempuan memiliki potensi yang sama dengan laki-laki dalam berbagai bidang, termasuk dalam hal pendidikan dan karir.
Dengan memberikan kesempatan, dukungan, dan pengakuan yang setara bagi perempuan, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan merata, di mana perempuan memiliki peran yang kuat dalam pembangunan negara. Tantangan ini memang besar, tetapi bukanlah sesuatu yang tidak dapat diatasi.
